Selasa, 05 Mei 2015

Muqadimmah Sirah (Peri Kehidupan) Rasulullah


Rasulullah Saw
By Deposit photos
Sahabat-sahabatku fillah,
Mayoritas kaum muslimin pada saat ini terjebak di antara dua sikap yang kontradiktif  terhadap Rasulullah . Ada yang bersikap berlebih-lebihan hingga terseret ke dalam perbuatan syirik, seperti memohon kepada Beliau atau beristighatsah kepadanya. Dan ada pula yang memandang remeh kedudukan beliau selaku utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, pada akhirnya ia berani melanggar petunjuk Beliau, tidak meneladani sirah (peri kehidupan) beliau, dan tidak pula menjadikannya sebagai pelita kehidupan serta rambu perjalanan.
Kehidupan Rasulullah adalah kehidupan yang penuh teladan bagi umat, acuan dakwah sekaligus sebagai pedoman hidup. Beliau adalah teladan dalam ketaatan, dalam beribadah dan berakhlak yang mulia. Teladan dalam bermuamalah yang baik serta teladan dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan. Cukuplah pujian Allah atas beliau sebagai buktinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudipekerti yang agung." (Al-Qalam 4)

            Ahlus Sunnah wal Jamaah menempatkan Rasulullah Saw. pada kedudukan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada beliau, yaitu sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya. Ahlus Sunnah Wal Jamaah tidaklah berlebih-lebihan dalam menyanjung Rasulullah . Kedudukan yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah cukup untuk menunjukkan ketinggian derajat beliau. Kita, sebagai Ahlu Sunnah, wajib berjalan di atas prinsip tersebut, kita tidak boleh mengada-adakan perbuatan bid'ah, karena hal tersebut dapat menjadi dosa yang besar bagi kita. Namun manifestasi cinta kita kepada Beliau ialah dengan mentaati perintah beliau, serta menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan dibencinya. Dalam sebuah syair dituturkan:

Yang harus kita maklumi beliau hanyalah seorang manusia biasa.

Disamping beliau adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang terbaik.

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengistimewakan beliau dengan stem-pel putih kenabian.
Bagaikan cahaya yang terang bersinar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyertakan nama beliau dengan asma-Nya.

Saat muazzin mengumandangkan azan lima kali sehari semalam dengan bersyahadat.

Hingga nama beliau dipetik dari nama-Nya sebagai penghormatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala, pemilik 'Arsy adalah Yang Maha Terpuji,

Sementara beliau adalah yang terpuji.

Meskipun kita tidak sempat menyaksikan beliau secara langsung di dunia, karena terpisah ruang dan waktu, namun kita tidak akan bosan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semoga kita termasuk orang-orang yang disebutkan Rasulullah dalam sabdanya:

"Betapa ingin aku bertemu dengan saudara-sauda-raku!" Para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu?" Rasulullah menjawab: "Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah generasi yang belum lagi muncul." "Wahai Rasu-lullah, bagaimanakah engkau dapat mengenali suatu generasi dari umatmu yang belum lagi muncul?" tanya sahabat. Beliau menjawab: "Bagai-manakah menurutmu, bila seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepala dan kakinya di antara kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?" "Tentu saja wahai Rasulullah!" jawab mereka. "Sungguh, mereka akan datang dengan warna putih bercahaya pada wajah dan tubuh mereka disebabkan air wudhu'. Dan akulah yang akan mendahului mereka tiba di telaga (Al-Kautsar)!" jawab beliau." (HR. Muslim)

Subhanallah... Beliau rindu pada kita semua sahabat-sahabatku fillah, bahkan yang masih diingat ketika Beliau di penghujung hayatnya adalah umaty.. umaty.. umaty... (Umatku.. umatku.. umatku). Beliau tidak memikirkan harta, keluarga, jabatan, dan yang lainnya, yang Beliau pikirkan hanyalah nasib umatnya, yaitu kita semua, ya kita semua sahabat-sahabatku fillah. Sudah sepatutnya bagi kita semua untuk menjadikan Beliau sebagai idola yang kita tiru segala perilaku kehidupannya.
Marilah kita telusuri kembali kurun yang telah berlalu. Membuka lembaran-lembaran masa silam. Membaca dan memperhatikan dengan seksama kisah-kisahnya. Mulai saat ini dan beberapa waktu ke depan, kita akan posting mengenai sirah Rasulullah Saw. di blog ini. Kita akan mengadakan kunjungan istimewa, mengunjungi Rasulullah di rumah beliau melalui untaian kata dan kalimat. Singgah di rumah beliau barang sehari saja. Melihat-lihat keadaan rumah beliau serta beberapa kisah tentangnya. Guna mengambil pelajaran dan ibrah yang akan menjadi pelita dalam amal perbuatan kita.
Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan akhir-akhir ini, literatur-literatur yang di baca kaum muslimin pun semakin banyak. Mereka dengan mudah dapat mengunjungi Timur dan Barat melalui buku-buku dan tulisan-tulisan, melalui film-film dan berbagai referensi lainnya. Padahal, sebenarnya kita lebih berhak mengadakan kunjungan syar'i ke rumah Rasulullah daripada mereka. Untuk melihat keadaannya, kemudian bersungguh-sungguh meneladani apa yang kita lihat dan dengar tentangnya. Namun disebabkan terbatasnya kesempatan, kita hanya menyorot beberapa keutamaan di rumah beliau , mudah-mudahan kita dapat mendidik diri kita untuk dapat menerapkannya di rumah masing-masing.

Sahabat-sahabatku fillah,
Tujuan kita membuka lembaran masa silam bukanlah hanya untuk menikmati atau melihat-lihat kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki adalah menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah . Dengan membaca sirah (sejarah hidup) Nabi diharapkan kita dapat mengikuti sunnah beliau dan berjalan di atas manhaj (pedoman) beliau. Sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu kewajiban mencintai Rasulullah . Di antara tanda-tanda kecintaan kepada Rasulullah ialah mentaati perintah beliau dan menjauhi segala yang dilarang dan dibencinya. Serta menjadikan beliau sebagai teladan dan panutan.

Mengenai hal itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang." (Ali Imran: 31)

Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab: 21)

Rasulullah sendiri menegaskan bahwa mencintai beliau termasuk salah satu sebab mendapatkan manisnya iman. Beliau bersabda:
"Ada tiga perkara, bila terkumpul pada diri seseorang, ia pasti mendapatkan manisnya iman; Hendaklah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya …" (Muttafaq 'alaih)

dalam hadits lain beliau bersabda:
"Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Tidak akan sempurna keimanan seseorang hingga ia menjadikan aku yang lebih dicintainya daripada orangtua dan anak-anaknya sendiri." (HR. Muslim)

Sirah Rasulullah adalah sirah yang sangat menakjubkan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dan petunjuk yang dapat kita teladani darinya. Yuk sahabat-sahabat fillah... kita kenali lebih jauh lagi tentang beliau, Rasulullah Saw. :), semoga kita semua termasuk golongan umat Beliau yang nanti pada hari kiamat mendapat syafaatnya dari Beliau. Aamiin Allahuma Aamiin.





Posting Komentar