![]() |
By Deposit photos |
Mayoritas
kaum muslimin pada saat ini terjebak di antara dua sikap yang kontradiktif terhadap Rasulullah . Ada yang bersikap
berlebih-lebihan hingga terseret ke dalam perbuatan syirik, seperti memohon
kepada Beliau atau beristighatsah kepadanya. Dan ada pula yang memandang remeh
kedudukan beliau selaku utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, pada akhirnya
ia berani melanggar petunjuk Beliau, tidak meneladani sirah (peri kehidupan)
beliau, dan tidak pula menjadikannya sebagai pelita kehidupan serta rambu
perjalanan.
Kehidupan
Rasulullah adalah kehidupan yang penuh teladan bagi umat, acuan dakwah
sekaligus sebagai pedoman hidup. Beliau adalah teladan dalam ketaatan, dalam
beribadah dan berakhlak yang mulia. Teladan dalam bermuamalah yang baik serta
teladan dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan. Cukuplah pujian Allah atas
beliau sebagai buktinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudipekerti yang
agung." (Al-Qalam 4)
Ahlus Sunnah
wal Jamaah menempatkan Rasulullah Saw. pada kedudukan yang diberikan
Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada beliau, yaitu sebagai hamba Allah dan
Rasul-Nya. Ahlus Sunnah Wal Jamaah tidaklah berlebih-lebihan
dalam menyanjung Rasulullah . Kedudukan yang telah diberikan Allah Subhanahu
wa Ta'ala sudah cukup untuk menunjukkan ketinggian derajat beliau. Kita,
sebagai Ahlu Sunnah, wajib berjalan di atas prinsip tersebut, kita tidak
boleh mengada-adakan perbuatan bid'ah, karena hal tersebut dapat menjadi dosa
yang besar bagi kita. Namun manifestasi cinta kita kepada Beliau ialah dengan
mentaati perintah beliau, serta menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan
dibencinya. Dalam sebuah syair dituturkan:
Yang
harus kita maklumi beliau hanyalah seorang manusia biasa.
Disamping
beliau adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang terbaik.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala mengistimewakan beliau dengan stem-pel putih kenabian.
Bagaikan
cahaya yang terang bersinar.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala menyertakan nama beliau dengan asma-Nya.
Saat
muazzin mengumandangkan azan lima kali sehari semalam dengan bersyahadat.
Hingga
nama beliau dipetik dari nama-Nya sebagai penghormatan.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala, pemilik 'Arsy adalah Yang Maha Terpuji,
Sementara
beliau adalah yang terpuji.
Meskipun kita
tidak sempat menyaksikan beliau secara langsung di dunia, karena terpisah ruang
dan waktu, namun kita tidak akan bosan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
semoga kita termasuk orang-orang yang disebutkan Rasulullah dalam sabdanya:
"Betapa
ingin aku bertemu dengan saudara-sauda-raku!" Para sahabat
berkata: "Wahai Rasulullah, bukankah
kami ini saudara-saudaramu?" Rasulullah menjawab: "Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah
generasi yang belum lagi muncul." "Wahai Rasu-lullah, bagaimanakah
engkau dapat mengenali suatu generasi dari umatmu yang belum lagi muncul?"
tanya sahabat. Beliau menjawab: "Bagai-manakah
menurutmu, bila seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepala dan kakinya di
antara kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?"
"Tentu saja wahai Rasulullah!" jawab mereka. "Sungguh, mereka
akan datang dengan warna putih bercahaya pada wajah dan tubuh mereka disebabkan
air wudhu'. Dan akulah yang akan mendahului mereka tiba di telaga
(Al-Kautsar)!" jawab beliau." (HR. Muslim)
Subhanallah...
Beliau rindu pada kita semua sahabat-sahabatku fillah, bahkan yang masih
diingat ketika Beliau di penghujung hayatnya adalah umaty.. umaty.. umaty... (Umatku.. umatku.. umatku). Beliau tidak
memikirkan harta, keluarga, jabatan, dan yang lainnya, yang Beliau pikirkan
hanyalah nasib umatnya, yaitu kita semua, ya kita semua sahabat-sahabatku
fillah. Sudah sepatutnya bagi kita semua untuk menjadikan Beliau sebagai idola
yang kita tiru segala perilaku kehidupannya.
Marilah kita
telusuri kembali kurun yang telah berlalu. Membuka lembaran-lembaran masa
silam. Membaca dan memperhatikan dengan seksama kisah-kisahnya. Mulai saat ini
dan beberapa waktu ke depan, kita akan posting mengenai sirah Rasulullah Saw.
di blog ini. Kita akan mengadakan kunjungan istimewa, mengunjungi Rasulullah di
rumah beliau melalui untaian kata dan kalimat. Singgah di rumah beliau barang
sehari saja. Melihat-lihat keadaan rumah beliau serta beberapa kisah
tentangnya. Guna mengambil pelajaran dan ibrah yang akan menjadi pelita dalam
amal perbuatan kita.
Seiring
dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan akhir-akhir ini, literatur-literatur
yang di baca kaum muslimin pun semakin banyak. Mereka dengan mudah dapat
mengunjungi Timur dan Barat melalui buku-buku dan tulisan-tulisan, melalui film-film
dan berbagai referensi lainnya. Padahal, sebenarnya kita lebih berhak
mengadakan kunjungan syar'i ke rumah Rasulullah daripada mereka. Untuk melihat
keadaannya, kemudian bersungguh-sungguh meneladani apa yang kita lihat dan
dengar tentangnya. Namun disebabkan terbatasnya kesempatan, kita hanya menyorot
beberapa keutamaan di rumah beliau , mudah-mudahan kita dapat mendidik diri
kita untuk dapat menerapkannya di rumah masing-masing.
Sahabat-sahabatku
fillah,
Tujuan kita
membuka lembaran masa silam bukanlah hanya untuk menikmati atau melihat-lihat
kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki adalah
menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah . Dengan membaca
sirah (sejarah hidup) Nabi diharapkan kita dapat mengikuti sunnah beliau dan
berjalan di atas manhaj (pedoman) beliau. Sebagai bentuk ketaatan kita
kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu kewajiban
mencintai Rasulullah . Di antara tanda-tanda kecintaan kepada Rasulullah
ialah mentaati perintah beliau dan menjauhi segala yang dilarang dan dibencinya.
Serta menjadikan beliau sebagai teladan dan panutan.
Mengenai hal itu Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang." (Ali
Imran: 31)
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) Hari Kiamat dan banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab:
21)
Rasulullah
sendiri menegaskan bahwa mencintai beliau termasuk salah satu sebab mendapatkan
manisnya iman. Beliau bersabda:
"Ada tiga perkara, bila terkumpul pada diri
seseorang, ia pasti mendapatkan manisnya iman; Hendaklah Allah Subhanahu wa Ta'ala
dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya …" (Muttafaq
'alaih)
dalam hadits lain beliau bersabda:
"Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Tidak
akan sempurna keimanan seseorang hingga ia menjadikan aku yang lebih
dicintainya daripada orangtua dan anak-anaknya sendiri." (HR.
Muslim)
Sirah Rasulullah adalah sirah yang sangat
menakjubkan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dan petunjuk yang
dapat kita teladani darinya. Yuk sahabat-sahabat fillah... kita kenali lebih jauh lagi tentang beliau, Rasulullah Saw. :), semoga kita semua termasuk golongan umat Beliau yang nanti pada hari kiamat mendapat syafaatnya dari Beliau. Aamiin Allahuma Aamiin.
Posting Komentar