Minggu, 17 Mei 2015

Bisakah Anda Menjawab Pertanyaan ini? (Sebuah Hikmah di Balik Tes Lamaran Kerja)

Bisakah Saya Menjawab ?
Dalam proses rekrutmen pegawai baru, sebuah perusahaan raksasa di Indonesia, memberikan sebuah tes tertulis sebagai salah satu syarat kelulusannya. Dari sekitar 2000-an orang yang mengikuti seleksi, hanya satu oranglah yang akan diterima untuk bekerja di perusahaan ini. Lalu apakah isi dari tes tulis tersebut? Isi dari tes tertulis tersebut menyuguhkan sebuah studi kasus untuk dijawab oleh calon karyawannya. Berikut studi kasus dalam tes tulis tersebut. 


-----------


Anda sedang mengendarai motor ditengah malam yang hujan, ditengah jalan Anda melihat 3 orang sedang menunggu kedatangan angkot :

- Seorang nenek tua yang sangat lapar.

- Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya.

- Seseorang special yang selama ini menjadi idaman hati Anda.

Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk dibonceng, siapakah yang akan Anda ajak ? 
Dan jelaskan mengapa Anda melakukan itu!!


-----------


Jika Sahabat-sahabat ikut dalam proses rekrutmen tersebut, kira-kira jawaban Apa yang akan sahabat-sahabat berikan berikan?
Silahkan jawab terlebih dahulu, dan jangan scroll kebawah sebelum Sahabat-sahabat memberikan jawabannya !










Serius, jawablah dulu, baru kita lihat jawaban yang diterima.







Dari sekitar 2.000 pelamar, hanya satu orang yang diterima. Orang tersebut hanya menjelaskan jawabannya dengan singkat:

"Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal disana dengan sang idaman hati untuk menunggu angkot."

Dan diterimanyalah ia serta langsung mendapat kualifikasi smart & brilliant employee 


Sahabat-sahabatku, Terlepas dari nilai non-syari terkait khalwat-nya, kita dapat mengambil hikmah, bahwa kita dapat melakukan sebuah efisiensi pekerjaan yang menyenangkan. Syaratnya hanyalah kita mau berkorban lebih untuk mendapatkan sesuatu yang insya Allah lebih besar. Hidup kita berisi pilihan-pilihan. Maka senantiasalah berpikir dengan jernih, pilihan mana yang paling banyak memberikan dampak bagi kebaikan hidup. Baik hidup kita, maupun hidup banyak orang. Insya Allah dengan itu kita bisa menjadi manusia yang produktif dalam menggunakan waktu dan usia.

Posting Komentar